KKN KOLABORATIF 181 PERGURUAN TINGGI SE-JEMBER: MENGENAL LEBIH DEKAT WILAYAH DESA GLAGAHWERO, KECAMATAN KALISAT, KABUPATEN JEMBER

Kuliah kerja nyata merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk kegiatan pengalaman ilmu, teknologi, dan seni oleh mahasiswa kepada masyarakat. Pada KKN periode II TA 2021/2022 membuat inovasi baru yaitu menggabungkan 13 perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di kabupaten jember yang disebut dengan KKN Kolaboratif.


Pemerintah Kabupaten Jember memiliki program kerja utama, yakni Pemutakhiran dan Penataan Data Kemiskinan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Kabupaten Jember. Dalam rangka memenuhi tugas KKN Kolaboratif, Maka  kelompok  KKN kolaboratif ditugaskan untuk verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).


Sebanyak 2485 mahasiswa KKN itu, terdiri atas 827 Laki-laki dan 1658 Perempuan. yang terbagi menjadi 248 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Salah satu KKN Kolaboratif kelompok 181 di terjunkan di desa Glagahwero, kecamatan Kalisat..

Glagahwero adalah desa di kecamatan Kalisat, Jember, Jawa Timur, Indonesia. Glagahwero berasal dari kata “glagah” yang berarti glagas dan “wero” yang berarti luas, jadi desa glagahwero dapat diartikan hutan glagas yang luas. Berdasarkan Cerita Para Sesepuh di Desa Glagahwero, Sekitar 100 tahun yang lalu Desa Glagahwero Masih merupakan Hutan belukar yang mana masih banyak di tumbuhi pohon-pohon besar dan semak belukar, dari satu pohon satu ke pohon yang lainnya masih saling mengurungi pohon yang lain, sehingga menjadi hutan yang sangat angker / menyeramkan.

Sekitar setengah abad Kemudian datanglah seseorang Tokoh Yang menemukan sekaligus membabat desa ini yang bernama Djoko Wono, lalu membuka dan membabat hutan Glagas nan luas ini, kemudian barulah wilayah hasil babatannya tersebut di beri nama Glagahwero. Inilah mengapa desa tersebut di beri nama glagahwero.

Sejak saat itu desa Glagahwero dipimpin oleh kepala desa. Untuk periode 2021-2025 dipimpin oleh bapak H. Abdul Halim. Sejak dibawah pimpinan beliau desa Glagahwero mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dari yang sebelumnya berstatus desa tertinggal
 
menjadi desa mandiri (dalam kurun waktu 1 tahun). Glagahwero memiliki luas wilayah administrasi 473.012 Ha. Yang terdiri dari 4 dusun, yang meliputi Dusun Krajan I, Dusun Krajan II, Dusun Prasean I, dan Dusun Prasean II

Dimana setiap dusun dipimpin oleh Kepala Dusun atau Pamong Desa yang membawahi RT/RW yang tugasnya sebagai penanggung jawab keamanan. mereka menjalankan tugas sesuai dengan perannya masing-masing dan sebagai imbalan dari pengabdian mereka, maka dari itu masyarakat menyerahkan Sebagian lahan sawah (tanah bengkok/pecaton) dan diberikan kepada kepala dusun. Mayoritas penduduk Glagahwero bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian andalan masyarakat Glagahwero sampai saat ini adalah padi dan tembakau. Sebagian kecil ada yang menanam jagung, kopi dan sayuran.

Selain itu masyarakatnya pun menerapkan system kehidupan kelompok berdasarkan system kekeluargaan. Hubungan warganya pun sangat erat serta memiliki sifat gotong royong yang kuat. Masyarakat Glagahwero juga sangat antusias dan aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan. Kedatangan mahasiswa KKN pun disambut hangat dan sangat ramah oleh masyarakat glagahwero. Adapun organisasi didesa glagahwero yaitu PKK dan karang taruna. Dengan kondisi masyarakat seperti inilah yang menjadikan kekuatan tersendiri untuk pembangunan desa.

Search