Previous Next

PKM Unmuh Jember Melawan Stunting dengan Olahan Bekatul

Tim PKM Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) kembali mengambil inisiatif untuk meningkatkan kesehatan anak-anak di Kabupaten Jember. Dalam sebuah kolaborasi yang melibatkan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, mereka menjalankan program pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga dengan mengembangkan olahan nutrisi berbasis bekatul sebagai solusi pencegahan stunting.

Stunting adalah masalah serius yang terjadi ketika anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Data terbaru dari SSGI 2022 menunjukkan bahwa Kabupaten Jember mengalami peningkatan prevalensi stunting hingga 11 poin, menjadikannya sebagai kabupaten dengan tingkat stunting tertinggi di Jawa Timur, mencapai 35.9 persen. Angka kematian ibu yang tinggi dan kemiskinan ekstrim juga menjadi tantangan serius di wilayah ini.

Dalam upaya mencegah stunting, tim PKM Universitas Muhammadiyah Jember fokus pada pemberian nutrisi berkualitas, terutama pada remaja putri. Ketua PKM, Dr. Awatiful Azza, S.Kep., Ns. M.Kep., Sp.Kep.Mat, menjelaskan bahwa perbaikan kondisi stunting pada balita yang sudah teridentifikasi sulit dilakukan. Oleh karena itu, pencegahan menjadi kunci utama, terutama melalui pendekatan pada remaja putri dan calon pengantin untuk memastikan generasi penerus terbebas dari stunting. Pernyataan ini juga disetujui oleh Dr. Nikmatur Rohmah, S.Kep., Ns. M.Kes, dan Ara Nugrahayu, N., S.TP., M.Si, sebagai anggota tim PKM.

Program PKM ini melibatkan ibu-ibu rumah tangga yang menjadi binaan mitra "Azzahra." Mereka diberikan pelatihan tentang cara mengolah bekatul sebagai nutrisi alternatif. Pelatihan ini dilaksanakan di Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, melibatkan 15 ibu rumah tangga pada akhir bulan September. Selain memberikan pengetahuan, ibu-ibu juga diajarkan cara mengolah bekatul menjadi cake yang enak dan menarik, sehingga dapat menjadi alternatif cemilan atau nutrisi untuk remaja putri.

Bekatul adalah produk dari proses penggilingan padi, yang merupakan lapisan luar beras yang berwarna cokelat atau disebut juga dedak. Ara Nugrahayu, N., S.TP., M.Si, seorang dosen teknologi pangan di Universitas Muhammadiyah Jember, menjelaskan bahwa bekatul sebenarnya mirip dengan dedak, tetapi memiliki tekstur yang lebih halus karena melalui proses pengelupasan kedua. Bekatul memiliki kandungan nutrisi yang beragam, termasuk protein, lemak, vitamin E, dan mineral seperti zat besi, zinc, tembaga, mangan, fosfor, kalium, kalsium, dan magnesium. Oleh karena itu, olahan bekatul dapat menjadi solusi murah untuk meningkatkan gizi masyarakat.

Menurut Dr. Nikmatur Rohmah, S.Kep., Ns. M.Kes, olahan bekatul dapat membantu mencegah stunting karena kandungan gizi yang baik dan aman dikonsumsi oleh remaja. Harapannya adalah bahwa melalui kegiatan ini, pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam mengolah bekatul sebagai nutrisi alternatif dapat meningkat, dan mereka dapat menerapkannya di rumah. Selain itu, program ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah Kabupaten Jember mencapai target penurunan stunting, melibatkan masyarakat secara langsung.

Inisiatif yang dilakukan oleh tim PKM Universitas Muhammadiyah Jember ini menjadi langkah berani dalam menghadapi tantangan stunting di wilayah tersebut, dengan mengajak masyarakat lokal untuk turut serta dalam upaya pencegahan melalui nutrisi yang berkualitas dan terjangkau. Semoga langkah ini akan membawa perubahan positif bagi generasi penerus Kabupaten Jember.

Search