Previous Next

Maraknya Bullying di Lingkungan Sekolah, Mahasiswa KKN Unmuh Jember Melakukan Psikoedukasi di SDN 02 Tanggul Wetan

 

Pendidikan formal salah satunya sekolah dasar (SD) sangat berperan penting dalam pembentukan pola pikir karakter positif siswa. Sekolah sudah sepatutnya menjadi tempat belajar dengan memberikan suasana yang aman dan nyaman serta terhindar dari perilaku tidak menyenangkan salah satunya adalah bullying. Namun pada kenyataanya sekolah masih belum sepenuhnya mampu mewujudkan hal tersebut dikarenakan masih banyak perilaku menyimpang seperti bullying terjadi dikalangan siswa yang dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.

 

Para mahasiswa dari kelompok 21 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Jember di desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, menggelar kegiatan psikoedukasi pencegahan bullying bagi siswa-siswi Sekolah Dasar di SDN 02 Tanggul Wetan. Kegiatan psikoedukasi dilakukan pada tanggal 4 Maret 2024 pada pukul 08.30-11.00 WIB. Yang diikuti oleh siswa SD kelas 5 dari 5 A-C sekitar sebanyak 70 siswa. Kegiatan psikoedukasi dilakukan di SD Negeri 02 Tanggul Wetan, tepatnya pada Jl. urip Sumoharjo No.135. Psikoedukasi ini dengan tema "Katakan Tidak pada Bullying" untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa tentang pentingnya menolak tindakan bullying.

Kegiatan tersebut bertujuan guna meningkatkan edukasi kepada siswa - siswi SDN 02 Tanggul Wetan tentang dampaknya bullying di lingkungan sekolah. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja mahasiswa KKN 21 Universitas Muhammadiyah Jember. Kami memberikan materi ini hanya kepada siswa - siswi kelas 5 yang berjumlah 70 orang, yang terdiri dari tiga kelas. Siswa - siswi menyambut kami dengan baik dan gembira serta mengikuti kegiatan dengan fokus dan penuh semangat. Setelah kita memberikan materi kepada siswa - siswi, kami mereview ulang dengan memberikan pertanyaan kepada mereka tentang materi yang telah diberikan.

 

Tindakan kekerasan pada anak sedang marak dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dari hasil Kemenpppa (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) data terakhir pada 1 Januari 2024 ada 3.403 jumlah kasus yang masuk dari semua gander. 

Berdasarkan hasil data diatas menunjukkan bahwa penyumbang terbesar anak yang menjadi korban kekerasan seluruh Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur sebanyak 271 anak per 10.000. Menunjukkan bahwa kekerasan yang terjadi di Jawa Timur perlu adanya perhatian yang seirus. 

Serta data dari Kemenpppa menunjukkan bahwa korban berdasarkan usia sebagai penyumbang tertinggi kedua setelah remaja (13-17 ) yaitu usia (6-12) sebanyak 813 korban yang mana ini adalah usia anak-anak (SD). Dari segi jenjang pendidikan, korban yang mengalami kekerasan terbanyak ketiga yakni jenjang SD sebanyak 819 korban.

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa kekerasan di Indonesia terus mengalami peningkatan dan perlu adanya perhatian khusus, bahkan dari Kota Jember berdasarkan dari Radar Jember menunjukkan adanya kekerasan yang juga cukup tinggi, dari data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat sepanjang 2 bulan pertama tahun 2023 sudah terdapat 6 kasus perundungan dan 14 kasus kekerasan seksual di satuan pendidikan. Hingga 6 Oktober 2023 data yang sudah terinput menunjukkan sebanyak 23 kasus yang mana 50% kasus tersebut terjadi di jenjang pendidikan SMP, dan 23% terjadi di jenjang SD, lalu 13,5% lainnya terjadi di jenjang SMK.

Nawawi Irfan (kepala sekolah SDN 02 Tanggul Wetan) mengemukakan bahwa banyak siswa yang melakukan bullying terhadap siswa lainnya, salah satu contoh seperti memanggil nama orang tua. Kepala Sekolah sangat antusias Dengan adanya mahasiswa KKN yang melakukan psikoedukasi tentang 'Bullying' kepada siswa SDN 02 Tanggul Wetan untuk  membangun wawasan adik-adik kelas V. Materi yang diberikan adalah definisi dari bullying, jenis-jenis dari bullying beserta contohnya, dampak dan bagaimana cara melawan bullying. Cara penyampaian materi juga menggunakan media edukasi berupa video, yang di dalam video menjelaskan mengenai bagaimana perasaan dari korban di dalam video tersebut, teman-teman dari korban yang saling membantu, maupun di dalam video menunjukkan bagaimana pelaku meminta maaf kepada korban. Dalam proses psikoedukasi siswa-siswi di ajak merefleksi dengan cara menulis dari apa yang didapatkan dari video maupun apa yang dilakukan apabila ada perilaku bullying.

Bentuk tindakan bullying yang terjadi pada siswa SDN 02 Tanggul Wetan  tidak hanya berupa bullying dalam bentuk verbal saja seperti mencela sesama teman dengan cara memanggil panggilan orang tua, mencela teman yang memiliki keterbatasan fisik, bahkan sampai dalam bullying bentuk fisik seperti memukul, mencubit,  menarik dan menjeggal temannya sambil berjalan.

Dari kejadian bullying ini dapat memberikan dampak yang negatif untuk jangka waktu yang pendek dan panjang. Pengaruh jangka pendek yang ditimbulkan akibat perilaku bullying adalah korban menjadi depresi karena mengalami penindasan, menurunnya minat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru dan menurunnya minat untuk mengikuti kegiatan sekolah. Sedangkan akibat yang ditimbulkan bagi korban dalam jangka panjang dari penindasan ini seperti mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik dengan teman sebaya dan selalu memiliki kecemasan terhadap perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-temannya

Materi psikoedukasi mencakup pemahaman tentang pengertian bullying, jenis-jenis bullying, dampak negatifnya, serta strategi untuk menghadapinya. Para pemateri dari KKN 21 Universitas Jember yang terlibat menjelaskan bahwa psikoedukasi ini bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melindungi diri sendiri dan teman-teman mereka dari tindakan bullying.

Psikoedukasi ini merupakan langkah proaktif sekolah dalam menangani isu bullying. Kami ingin menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua siswa SD 02 tanggul wetan.  Siswa merespons positif terhadap sosialisasi tersebut, menganggapnya sebagai kesempatan untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang masalah bullying dan belajar cara bertindak jika mereka atau teman mereka mengalami situasi serupa.

 

Pembawaan materi yang dibawakan oleh Mahasiswa kelompok 21 KKN Universitas Muhammadiyah ini dibuat semenarik dan semenyenangkan mungkin agar para siswa-siswi paham dengan materi edukasi yang dibawakan dengan menggunakan warna tulisan dan animasi anak-anak yang menarik dalam materi dan video yang dibawakan. Tanggapan serta respon dari siswa-siswi kelas 5 terhadap psikoedukasi yang dilakukan oleh Mahasiswa kelompok 21 KKN Universitas Muhammadiyah Jember ini mendapat respon yang sangat positif, dimulai dari siswa-siswi dapat menyimak materi dari awal hingga akhir dengan baik, lalu membuat suasana belajar menjadi lebih kondusif serta aktif pada saat psikoedukasi berlangsung. Lalu tanggapan dari beberapa anak kelas 5 SDN 02 Tanggul Wetan ini sangat senang karena, pada akhirnya mereka paham bahwa perasaan menjadi korban bullying dan tindakan apa yang perlu dilakukan pada saat melihat teman yang sedang mengalami hal tersebut di depan matanya. Lalu dari psikoedukasi yang dilakukan beberapa murid kelas 5 SDN 02 Tanggul Wetan ini menjadi lebih terbuka kepada kami Mahasiswa kelompok 21 KKN Universitas Muhammadiyah Jember, bahwa mereka sebenarnya tidak sadar bahwa selama ini pernah menjadi korban bullying baik secara verbal, nonverbal, atau cyberbullying

 

Search